Sabtu, 04 Januari 2014

Tanda Kebesaran Tuhan di Udara




BURUNG BIRU LAUT EKOR BLOROK
(Limosa lapponica)
Tanda Kebesaran Tuhan di Udara
Oleh Ali Nurdin
A.    Pendahuluan
Terdapat pelajaran yang diberikan Allah SWT dalam  Al-Qur’an kepada manusia agar berpikir akan kebesaran Nya yang ada disekitar kita. Banyak diantara ayat-ayat Al-Qur’an  menyebutkan tentang hewan atau binatang yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Tiada satupupun mahluk yang diciptakan dengan tanpa adanya manfaat. 

Suatu keajaiban pula ketika dapat menyaksikan gerombolan burung yang bermigrasi. Formasi lintasan yang tertib membuat mata tak berkedip. Suara burung yang riuh rendah membuat mulut terbuka karena kekaguman yang tak berdaya ditutup-tutupi. Burung-burung tercipta untuk bermigrasi karena mereka mempunyai tugas melanjutkan kehidupannya di tempat lain sebelum akhirnya balik lagi ke tempat asal. Burung biru laut ekor blorok merupakan salah satu burung yang selalu bermigrasi setiap tahunnya. Burung biru laut ekor blorok yang memiliki nama ilmiah Limosa lapponica adalah spesies burung dari keluarga Scolopacidae, dari genus Limosa. Burung ini merupakan jenis burung pemakan kepiting, cacing, moluska yang memiliki habitat di perairan pasang surut, muara, beting pasir, perairan dangkal. 

Burung biru-laut ekor-blorok memiliki tubuh berukuran besar (37 cm). Kaki panjang, paruh sedikit melengkung keatas. Tubuh bagian atas berbintik abu-abu dan coklat. Alis putih jelas. Pada dada sedikit abu-abu. Ciri khas: garis sayap sempit warna pucat, garis-garis coklat sempit di atas tunggir, ekor putih. Iris coklat, pangkal paruh merah jambu, ujung paruh hitam, kaki hijau gelap atau abu-abu.
Dalam perjalanan migrasinya burung biru laut ekor blorok (Limosa lapponica) menempuh jarak sejauh 4.526 km dari Cina ke tujuan migrasi di Serangan, Bali. Banyak pertanyaan yang masih menjadi misteri dari peristiwa migrasi burung ini. Mengapa tidak?  Dengan jarak migrasi yang jauh maka dibutuhkan energi yang besar agar sampai ke tempat tujuan. Selain itu merupakan suatu hal yang unik bagi burung yang dapat kembali ketempat yang sama dengan jarak yang jauh tampa tersesat. Lalu bagaimana mereka melakukan semua itu? Darimana burung bisa bernavigasi layaknya seorang nakoda kapal?

B.     Tinjauan Ilmu Pengetahuan
Kata migrasi diturunkan dari kata migrat (Latin) yang berarti pergi dari satu tempat ke tempat lain atau juga bermakna bepergian ke berbagai tempat. Migrasi dalam kehidupan hewan dapat didefinisikan sebagai pergerakan musiman yang dilakukan secara terus menerus dari satu tempat ke tempat lain dan kembali ke tempat semula, biasanya dilakukan dalam dua musim yang meliputi datang dan kembali ke daerah perkembangbiakan.
Migrasi merupakan pola adaptasi perilaku yang dilakukan oleh beberapa jenis satwa liar. Pola migrasi yang dilakukannyapun berbeda setiap jenis satwa, tergantung pada keadaan, waktu dan berbagai penyebab keadaan. Ada yang melakukan migrasi karena satwa tersebut pergi untuk mendapatkan makanan, perkembangbiakan dan perubahan musim pada bumi belahan utara maupun selatan sehingga menuntut satwa berpindah untuk mempertahankan hidupnya, baik dari dingin maupun panas.
Pada dasarnya, Migrasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu migrasi musiman dan migrasi harian. Migrasi musiman biasanya berhubungan dengan perubahan iklim. Migrasi ini dapat dilakukan menurut garis lintang, ketinggian tempat maupun secara lokal, sedangkan migrasi harian disebut juga pergerakan harian karena beberapa satwa liar melakukan pergerakan harian selama 24 jam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Migrasi yang dilakukan oleh burung biru laut ekor blorok (Limosa lapponica)  merupakan migrasi musiman karena berkaitan dengan iklim.
Penelitian yang dilakukan oleh ahli saraf Dominik Heyer dan tim dari University of Oldenburg, Jerman, menyatakan ada mekanisme khusus yang berkaitan dengan indera magnet di otak burung. Sebagai ahli saraf dirinya memastikan bahwa burung bisa melihat arah medan magnet. Meski peneliti lain belum meyakini dan bisa membuktikannya akan tetapi menurut Heyers, sebuah petunjuk baru dalam penelitiannya telah membuka teori baru tersebut. ”Syaraf khusus di mata burung, sensitif terhadap arah magnet dan menunjukkan bahwa ada hubungannya ke otak di bagian forebrain yang bertanggung jawab pada penglihatan,” kata Heyer.
Pada teori barunya, heyer juga mengemukakan bahwa di mata burung ada sensor yang disebut cryptochromes. Senyawa ini diselidiki menjadi penstimulasi photoreseptor yang membuat burung menggantungkan arah terbangnya pada orientasi medan magnet
Jika memang hal itu benar dengan penelitian yang mampu dibuktikan oleh peneliti lain, maka sudah tentu burung memiliki keistimewaan tersendiri. Bertahun-tahun lamany misteri cara burung bermigrasi dan menempuh berjalanan diseluruh belahan dunia membuat yakin peneliti bahwa burung memiliki semacam kompas yang bisa memandu perjalanan. Namun bagaimana hal tersebut bekerja masih menjadi misteri.
1.      Kerangka
Kekuatan kerangka seekor burung lebih dari layak, meskipun tulangnya memiliki rongga. Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular dorsal. Semua tulang pelvis bersatu dan terdapat sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah takik (celah) posterior. Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum, dan menarik tulang humerus ke bawah (berarti menarik sayap ke bawah). Sebaliknya, otot pektoralis minor menarik sayap ke atas. Sifat lain dari kerangka burung adalah lebih ringan daripada rangka hewan mamalia.
2.      Sistem Respirasi
Trakea melanjut sebagai 2 buah bronki pada siring (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada 9 buah, 4 berpasangan, dan 1 median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase pasif adalah inhalasi
3.      Sistem Saraf
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum, dan ventral lobus optikus. Lubang telinga Nampak dari luar, dengan meatus auditori eksternal terus ke membran timpani (gendang telinga). Telinga tengah dan saluran-saluran semisirkular terus ke koklea. Pendengaran burung dara baik. Dari telinga tengah ada saluran Eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langit bagian belakang.
Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan 2 lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indera pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten, yaitu sebuah membran, bervaskulasi, dan berpigmen yang melekat pada mangkok optic, dan melanjut ke dalam humor vitreus. Saraf optic memasuki sklera mata di tempat yang disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi (berfokus) pada berbagai jarak. Organ perasa di langit-langit mulut dan sisi lidah. Pemilihan makan-makanan mungkin hanya tergantung pada organ perasa itu.
4.      Masalah Kekuatan dan Tenaga
Setiap proses dalam bentuk rangkaian kejadian, yakni dalam biologi, kimia, maupun fisika mematuhi “Prinsip Penghematan Energi.” Singkatnya, kita bisa menyimpulkannya “diperlukan sejumlah energi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.”
Burung yang berpindah-pindah harus menyimpan energi yang cukup untuk membawanya melalui perjalanannya. Di sisi lain, kebutuhan lain selama penerbangan adalah berbobot seringan mungkin. Apa pun hasilnya, kelebihan beban harus dihindari. Sementara itu, bahan bakar juga harus sehemat mungkin. Dengan kata lain, jika berat bahan bakar harus sekecil mungkin, hasil tenaga darinya justru harus sebesar mungkin. Semua permasalahan ini telah teratasi pada burung.
Burung bermigrasi tidak terbang secara sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok. Mereka mengikuti aturan tertentu dan membuat bentuk barisan “V” di udara. Bentuk barisan ini mengurangi hambatan udara yang mereka hadapi. Bentuk terbang ini begitu efisien sehingga mereka menghemat sekitar 23% dari energi mereka. Itulah mengapa mereka masih memiliki lemak seberat 0.2 ons (6-7 kg) ketika mendarat. Kelebihan lemak tersebut bukan karena adanya salah perhitungan, melainkan merupakan suatu bantalan yang akan digunakan jika menghadapi aliran udara yang berlawanan.

C.    Pandangan Agama

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. sesungguhnya pada yang demikian itu benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (Surat An Nahl : 79)
Seekor burung menggunakan energi yang sangat besar saat mulai mengepakkan sayapnya karena harus mengangkat seluruh tubuhnya dengan sayapnya yang kecil. Namun,setelah berada di udara, Allah memudahkannya untuk tetap melayang tanpa mengeluarkan usaha yang besar. Burung dapat terbang dalam waktu yang lama dengan bergantung pada angin. Melalui cara ini, mereka hampir jarang merasa lelah karena hanya mengeluarkan sangat sedikit tenaga. Ketika pengaruh angin berkurang, mereka mulai mengepakkan sayapnya lagi. Berkat keistimewaan yang telah Allah berikan ini, mereka dapat menempuh jarak yang sangat panjang dan berpindah ke tempat yang amat jauh.
Burung biru laut ekor blorok dapat menempuh jarak antara 1000 sampai 40000 kilometer. Karena 40000 kilometer adalah keliling bumi,  dapat bayangkan betapa jauhnya jarak yang ditempuh burung.
Saat melintasi lautan mereka tidak berkesempatan untuk berhenti dan beristirahat. Bagaimana burung-burung tersebut mempertahankan arahnya selama penerbangan ribuan kilometer masih merupakan sebuah misteri. Setiap tahun, burung berpindah ke tempat yang ditujunya tanpa tersesat. Hal ini berlaku baik bagi burung muda maupun dewasa.
Kaki yang dimiliki burung sangat menarik, begitu ramping dan kecil jika dibandingkan dengan badannya, namun dapat menahan seluruh tubuhnya. Adanya begitu banyak otot, pembuluh darah dan syaraf yang terdapat pada kaki sekecil itu sungguhmenakjubkan! Jika kaki burung lebih tebal dan besar sekali, tentu akan lebih merepotkan mereka untuk terbang.
Hampir semua burung tidur di atas satu kaki. Tapi tubuhnya tetap seimbang karena seluruh berat badannya tertumpu pada satu kaki ini. Allah telah menciptakan burung dengan keistimewaan yang memungkinkan mereka menjaga keseimbangan sehalus itu.
Salah satu indra terbaik pada burung adalah matanya. Selain kemampuannya terbang, Allah juga menganugerahi burung penglihatan yang luar biasa, karena terbang, yang merupakan keajaiban tersendiri, bisa menjadi sangat berbahaya jika tidak didukung dengan pengelihatan yang baik. Burung dapat melihat benda di kejauhan lebih baik daripada manusia dan juga mempunyai sudut pandangan lebih luas. Dengan mengetahui apa-apa yang membahayakan di depannya, mereka secara tepat menentukan kecepatan dan arah terbangnya.
Mata burung terkunci pada rongga matanya sehingga mereka tidak bisa menggerakkan bola matanya seperti manusia. Namun mereka dapat memperluas cakupan pandangannya dengan memutar kepala serta lehernya dengan cepat.
Burung biru laut ekor blorok akan berpindah tempat (migrasi) jika musim dingin tiba, dan mereka terbang di atas ketinggian, berjajar-jajar. Dalam perjalanannya, untuk menembus angin kuat yang menerpa, mereka membuat bentuk “V.  Dengan cara cerdik ini mereka dapat terbang lebih cepat dan tidak terlalu merasa lelah. Tentu saja, tidak mungkin bagi burung menemukan cara seperti ini, yang membutuhkan pengetahuan mendalam tentang aerodinamika (aerodinamika adalah ilmu tentang gaya dan gerakan yang dihasilkan benda-benda saat menembus udara) dan fisika. Mereka terbang seperti itu karena Allah, Yang Maha Mengetahui, telah mengajari angsa-angsa ini.
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Surat Al Mulk : 19)

Kesimpulan

1.      Burung meliliki tulang yang ringan namun kuat.
2.      Dalam menghemat energi kettika bermigrasi burung membentuk formasi V
3.   Pada mata burung terdapat cryptochromes yang disuga menjadi penstimulasi photoreseptor yang membuat burung menggantungkan arah terbangnya pada orientasi medan magnet untuk bernavigasi ketika bermigrasi.


DAFTAR PUSTAKA

Yahya, Harun. 2003. Berfikirlah Sejak Anda Bangun Tidur. Jakarta:
Global Cipta Publishing
http://id.harunyahya.com (diakses Minggu, 10 Maret 2012)
http://khairuddinuad.wordpress.com (diakses Minggu, 10 Maret
2012)
http://www.wikipedia.com (diakses Minggu, 10 Maret 2012)

Tanda Kebesaran Tuhan di Udara




BURUNG BIRU LAUT EKOR BLOROK
(Limosa lapponica)
Tanda Kebesaran Tuhan di Udara
Oleh Ali Nurdin
A.    Pendahuluan
Terdapat pelajaran yang diberikan Allah SWT dalam  Al-Qur’an kepada manusia agar berpikir akan kebesaran Nya yang ada disekitar kita. Banyak diantara ayat-ayat Al-Qur’an  menyebutkan tentang hewan atau binatang yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Tiada satupupun mahluk yang diciptakan dengan tanpa adanya manfaat. 

Suatu keajaiban pula ketika dapat menyaksikan gerombolan burung yang bermigrasi. Formasi lintasan yang tertib membuat mata tak berkedip. Suara burung yang riuh rendah membuat mulut terbuka karena kekaguman yang tak berdaya ditutup-tutupi. Burung-burung tercipta untuk bermigrasi karena mereka mempunyai tugas melanjutkan kehidupannya di tempat lain sebelum akhirnya balik lagi ke tempat asal. Burung biru laut ekor blorok merupakan salah satu burung yang selalu bermigrasi setiap tahunnya. Burung biru laut ekor blorok yang memiliki nama ilmiah Limosa lapponica adalah spesies burung dari keluarga Scolopacidae, dari genus Limosa. Burung ini merupakan jenis burung pemakan kepiting, cacing, moluska yang memiliki habitat di perairan pasang surut, muara, beting pasir, perairan dangkal. 

Burung biru-laut ekor-blorok memiliki tubuh berukuran besar (37 cm). Kaki panjang, paruh sedikit melengkung keatas. Tubuh bagian atas berbintik abu-abu dan coklat. Alis putih jelas. Pada dada sedikit abu-abu. Ciri khas: garis sayap sempit warna pucat, garis-garis coklat sempit di atas tunggir, ekor putih. Iris coklat, pangkal paruh merah jambu, ujung paruh hitam, kaki hijau gelap atau abu-abu.
Dalam perjalanan migrasinya burung biru laut ekor blorok (Limosa lapponica) menempuh jarak sejauh 4.526 km dari Cina ke tujuan migrasi di Serangan, Bali. Banyak pertanyaan yang masih menjadi misteri dari peristiwa migrasi burung ini. Mengapa tidak?  Dengan jarak migrasi yang jauh maka dibutuhkan energi yang besar agar sampai ke tempat tujuan. Selain itu merupakan suatu hal yang unik bagi burung yang dapat kembali ketempat yang sama dengan jarak yang jauh tampa tersesat. Lalu bagaimana mereka melakukan semua itu? Darimana burung bisa bernavigasi layaknya seorang nakoda kapal?

B.     Tinjauan Ilmu Pengetahuan
Kata migrasi diturunkan dari kata migrat (Latin) yang berarti pergi dari satu tempat ke tempat lain atau juga bermakna bepergian ke berbagai tempat. Migrasi dalam kehidupan hewan dapat didefinisikan sebagai pergerakan musiman yang dilakukan secara terus menerus dari satu tempat ke tempat lain dan kembali ke tempat semula, biasanya dilakukan dalam dua musim yang meliputi datang dan kembali ke daerah perkembangbiakan.
Migrasi merupakan pola adaptasi perilaku yang dilakukan oleh beberapa jenis satwa liar. Pola migrasi yang dilakukannyapun berbeda setiap jenis satwa, tergantung pada keadaan, waktu dan berbagai penyebab keadaan. Ada yang melakukan migrasi karena satwa tersebut pergi untuk mendapatkan makanan, perkembangbiakan dan perubahan musim pada bumi belahan utara maupun selatan sehingga menuntut satwa berpindah untuk mempertahankan hidupnya, baik dari dingin maupun panas.
Pada dasarnya, Migrasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu migrasi musiman dan migrasi harian. Migrasi musiman biasanya berhubungan dengan perubahan iklim. Migrasi ini dapat dilakukan menurut garis lintang, ketinggian tempat maupun secara lokal, sedangkan migrasi harian disebut juga pergerakan harian karena beberapa satwa liar melakukan pergerakan harian selama 24 jam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Migrasi yang dilakukan oleh burung biru laut ekor blorok (Limosa lapponica)  merupakan migrasi musiman karena berkaitan dengan iklim.
Penelitian yang dilakukan oleh ahli saraf Dominik Heyer dan tim dari University of Oldenburg, Jerman, menyatakan ada mekanisme khusus yang berkaitan dengan indera magnet di otak burung. Sebagai ahli saraf dirinya memastikan bahwa burung bisa melihat arah medan magnet. Meski peneliti lain belum meyakini dan bisa membuktikannya akan tetapi menurut Heyers, sebuah petunjuk baru dalam penelitiannya telah membuka teori baru tersebut. ”Syaraf khusus di mata burung, sensitif terhadap arah magnet dan menunjukkan bahwa ada hubungannya ke otak di bagian forebrain yang bertanggung jawab pada penglihatan,” kata Heyer.
Pada teori barunya, heyer juga mengemukakan bahwa di mata burung ada sensor yang disebut cryptochromes. Senyawa ini diselidiki menjadi penstimulasi photoreseptor yang membuat burung menggantungkan arah terbangnya pada orientasi medan magnet
Jika memang hal itu benar dengan penelitian yang mampu dibuktikan oleh peneliti lain, maka sudah tentu burung memiliki keistimewaan tersendiri. Bertahun-tahun lamany misteri cara burung bermigrasi dan menempuh berjalanan diseluruh belahan dunia membuat yakin peneliti bahwa burung memiliki semacam kompas yang bisa memandu perjalanan. Namun bagaimana hal tersebut bekerja masih menjadi misteri.
1.      Kerangka
Kekuatan kerangka seekor burung lebih dari layak, meskipun tulangnya memiliki rongga. Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular dorsal. Semua tulang pelvis bersatu dan terdapat sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah takik (celah) posterior. Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum, dan menarik tulang humerus ke bawah (berarti menarik sayap ke bawah). Sebaliknya, otot pektoralis minor menarik sayap ke atas. Sifat lain dari kerangka burung adalah lebih ringan daripada rangka hewan mamalia.
2.      Sistem Respirasi
Trakea melanjut sebagai 2 buah bronki pada siring (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada 9 buah, 4 berpasangan, dan 1 median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase pasif adalah inhalasi
3.      Sistem Saraf
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum, dan ventral lobus optikus. Lubang telinga Nampak dari luar, dengan meatus auditori eksternal terus ke membran timpani (gendang telinga). Telinga tengah dan saluran-saluran semisirkular terus ke koklea. Pendengaran burung dara baik. Dari telinga tengah ada saluran Eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langit bagian belakang.
Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan 2 lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indera pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten, yaitu sebuah membran, bervaskulasi, dan berpigmen yang melekat pada mangkok optic, dan melanjut ke dalam humor vitreus. Saraf optic memasuki sklera mata di tempat yang disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi (berfokus) pada berbagai jarak. Organ perasa di langit-langit mulut dan sisi lidah. Pemilihan makan-makanan mungkin hanya tergantung pada organ perasa itu.
4.      Masalah Kekuatan dan Tenaga
Setiap proses dalam bentuk rangkaian kejadian, yakni dalam biologi, kimia, maupun fisika mematuhi “Prinsip Penghematan Energi.” Singkatnya, kita bisa menyimpulkannya “diperlukan sejumlah energi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.”
Burung yang berpindah-pindah harus menyimpan energi yang cukup untuk membawanya melalui perjalanannya. Di sisi lain, kebutuhan lain selama penerbangan adalah berbobot seringan mungkin. Apa pun hasilnya, kelebihan beban harus dihindari. Sementara itu, bahan bakar juga harus sehemat mungkin. Dengan kata lain, jika berat bahan bakar harus sekecil mungkin, hasil tenaga darinya justru harus sebesar mungkin. Semua permasalahan ini telah teratasi pada burung.
Burung bermigrasi tidak terbang secara sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok. Mereka mengikuti aturan tertentu dan membuat bentuk barisan “V” di udara. Bentuk barisan ini mengurangi hambatan udara yang mereka hadapi. Bentuk terbang ini begitu efisien sehingga mereka menghemat sekitar 23% dari energi mereka. Itulah mengapa mereka masih memiliki lemak seberat 0.2 ons (6-7 kg) ketika mendarat. Kelebihan lemak tersebut bukan karena adanya salah perhitungan, melainkan merupakan suatu bantalan yang akan digunakan jika menghadapi aliran udara yang berlawanan.

C.    Pandangan Agama

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. sesungguhnya pada yang demikian itu benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (Surat An Nahl : 79)
Seekor burung menggunakan energi yang sangat besar saat mulai mengepakkan sayapnya karena harus mengangkat seluruh tubuhnya dengan sayapnya yang kecil. Namun,setelah berada di udara, Allah memudahkannya untuk tetap melayang tanpa mengeluarkan usaha yang besar. Burung dapat terbang dalam waktu yang lama dengan bergantung pada angin. Melalui cara ini, mereka hampir jarang merasa lelah karena hanya mengeluarkan sangat sedikit tenaga. Ketika pengaruh angin berkurang, mereka mulai mengepakkan sayapnya lagi. Berkat keistimewaan yang telah Allah berikan ini, mereka dapat menempuh jarak yang sangat panjang dan berpindah ke tempat yang amat jauh.
Burung biru laut ekor blorok dapat menempuh jarak antara 1000 sampai 40000 kilometer. Karena 40000 kilometer adalah keliling bumi,  dapat bayangkan betapa jauhnya jarak yang ditempuh burung.
Saat melintasi lautan mereka tidak berkesempatan untuk berhenti dan beristirahat. Bagaimana burung-burung tersebut mempertahankan arahnya selama penerbangan ribuan kilometer masih merupakan sebuah misteri. Setiap tahun, burung berpindah ke tempat yang ditujunya tanpa tersesat. Hal ini berlaku baik bagi burung muda maupun dewasa.
Kaki yang dimiliki burung sangat menarik, begitu ramping dan kecil jika dibandingkan dengan badannya, namun dapat menahan seluruh tubuhnya. Adanya begitu banyak otot, pembuluh darah dan syaraf yang terdapat pada kaki sekecil itu sungguhmenakjubkan! Jika kaki burung lebih tebal dan besar sekali, tentu akan lebih merepotkan mereka untuk terbang.
Hampir semua burung tidur di atas satu kaki. Tapi tubuhnya tetap seimbang karena seluruh berat badannya tertumpu pada satu kaki ini. Allah telah menciptakan burung dengan keistimewaan yang memungkinkan mereka menjaga keseimbangan sehalus itu.
Salah satu indra terbaik pada burung adalah matanya. Selain kemampuannya terbang, Allah juga menganugerahi burung penglihatan yang luar biasa, karena terbang, yang merupakan keajaiban tersendiri, bisa menjadi sangat berbahaya jika tidak didukung dengan pengelihatan yang baik. Burung dapat melihat benda di kejauhan lebih baik daripada manusia dan juga mempunyai sudut pandangan lebih luas. Dengan mengetahui apa-apa yang membahayakan di depannya, mereka secara tepat menentukan kecepatan dan arah terbangnya.
Mata burung terkunci pada rongga matanya sehingga mereka tidak bisa menggerakkan bola matanya seperti manusia. Namun mereka dapat memperluas cakupan pandangannya dengan memutar kepala serta lehernya dengan cepat.
Burung biru laut ekor blorok akan berpindah tempat (migrasi) jika musim dingin tiba, dan mereka terbang di atas ketinggian, berjajar-jajar. Dalam perjalanannya, untuk menembus angin kuat yang menerpa, mereka membuat bentuk “V.  Dengan cara cerdik ini mereka dapat terbang lebih cepat dan tidak terlalu merasa lelah. Tentu saja, tidak mungkin bagi burung menemukan cara seperti ini, yang membutuhkan pengetahuan mendalam tentang aerodinamika (aerodinamika adalah ilmu tentang gaya dan gerakan yang dihasilkan benda-benda saat menembus udara) dan fisika. Mereka terbang seperti itu karena Allah, Yang Maha Mengetahui, telah mengajari angsa-angsa ini.
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Surat Al Mulk : 19)

Kesimpulan

1.      Burung meliliki tulang yang ringan namun kuat.
2.      Dalam menghemat energi kettika bermigrasi burung membentuk formasi V
3.   Pada mata burung terdapat cryptochromes yang disuga menjadi penstimulasi photoreseptor yang membuat burung menggantungkan arah terbangnya pada orientasi medan magnet untuk bernavigasi ketika bermigrasi.


DAFTAR PUSTAKA

Yahya, Harun. 2003. Berfikirlah Sejak Anda Bangun Tidur. Jakarta:
Global Cipta Publishing
http://id.harunyahya.com (diakses Minggu, 10 Maret 2012)
http://khairuddinuad.wordpress.com (diakses Minggu, 10 Maret
2012)
http://www.wikipedia.com (diakses Minggu, 10 Maret 2012)